Rabu, 20 Juni 2012

POTENSI KECERDASAN ANAK


MEMAKNAI POTENSI KECERDASAN ANAK SEJAK DINI
Kenapa ya anak saya kok tidak seperti si Mona ? Padahal usianya sama, sekolahnya juga sama. Si Mona sudah bisa membaca, kalau ditanya selalu bisa menjawab dengan lancar, tapi Doni anak saya.... boro-boro membaca, mana A mana B saja dia tidak tahu, apalagi kalo ditanya, pertanyaannya ke mana jawabannya lari kemana, susah nyambung.... Apa si Doni kurang cerdas ya....
Paradigma atau anggapan seperti ini sering muncul dalam benak orang tua, apabila melihat perkembangan anaknya berbeda dibandingkan dengan teman sebayanya, sehingga tanpa pikir panjang orang tua akan langsung mengambil jalan pintas dengan melakukan segala upaya agar sang anak bisa sepintar temannya, anak diharuskan les baca tulis dan berhitung, les bahasa, les musik dsb.  Tidak ada yang salah dalam upaya tersebut, sepanjang masih dalam koridor kesesuaian. Yang keliru adalah bila orang tua (kadang tanpa disadari) menuntut sang anak untuk bisa menjadi seperti apa yang mereka inginkan, menjadi seperti teman-teman sebayanya “yang dianggap lebih cerdas”, memberi target khusus bahwa kamu harus bisa ini, bisa itu tanpa memperhatikan kemampuan, kemuan, bakat dan minat sang anak. Sehingga anak menjadi stress, malas belajar, mogok/susah bila disuruh belajar dan berbagai problematika lain yang semuanya berbuntut semakin buruknya prestasi anak di sekolah dan semakin kurang baiknya hubungan antara anak dengan orang tua. Kasus ambisi orang tua memintarkan anaknya seperti ini, sangat sering terjadi. Kita lihat saja, sekolah-sekolah berlabel Internasional tak pernah sepi peminat. Padahal belum tentu sekolah seperti itu yang dibutuhkan oleh anak. Oleh karena itu dalam hal ini orang tua perlu bijak memilih. Agar anak  tidak menjadi stress akibat dipaksa pintar. Alih-alih ingin menjadi pintar, yang terjadi malah si anak harus menjalani terapi dan yang lebih parah lagi, potensi anak yang sesungguhnya menjadi tak tergali.
Membunuh Potensi Kecerdasan Anak.
Menurut Dr Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Amerika setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi yang memungkinkan mereka untuk menjadi cerdas. Sifat yang menjadi bawaan itu antara lain : keingintahuan, daya eksplorasi terhadap lingkungan, spontanitas, vitalitas, dan fleksibilitas. Dipandang dari sudut ini maka tugas setiap orang tua dan guru hanyalah mempertahankan sifat-sifat yang mendasari kecerdasan ini agar bertahan sampai anak-anak itu tumbuh dewasa. Mengapa demikian? Karena ternyata diketahui kualitas kecerdasan ini bisa rusak karena adanya sebab tertentu. Dan ironisnya pengaruh kuat yang merusak potensi kecerdasan itu ternyata datang dari lingkungan terdekat mereka, yaitu rumah dan sekolah.
Situasi rumah yang menimbulkan depresi dan keterasingan, berperan memupus bakat alamiah atau potensi kecerdasan anak. Tekanan dari orang tua yang karena sebab tertentu malah menghambat kreatifitas, keingintahuan dan kegembiraan dalam bermain anak-anak. Ambisi orang tua agar anak-anak mereka meraih prestasi tertentu mendorong anak-anak ini untuk tumbuh terlampau cepat melampaui usia mental mereka dan pada saat bersamaan menghilangkan kegembiraan masa kecil mereka. Padahal para ahli mengingatkan bahwa anak belajar dari permainan mereka. Bagi anak-anak bermain bukan aktifitas remeh melainkan aktifitas yang serius terutama bagi perkembangan mereka. Sayangnya yang terlihat di masyarakat kita justru kenyataan sebaliknya. Di usia sangat dini mereka harus kehilangan kegembiraan masa kecil mereka. Anak-anak kerap menanggung beban keinginan orang tua mereka sendiri dengan terpaksa mengikuti berbagai macam kursus: mulai kursus bahasa asing, sempoa, piano dan sebagainya. Sebenarnya mengikuti berbagai kursus itu tidak menjadi masalah asal keinginan itu datang dan atas kemauan anak itu sendiri. Prinsipnya anak-anak tidak kehilangan kegembiraan dalam menjalaninya dan tidak kehilangan masa bermain mereka. Bila konsep ini sudah dipahami, maka seharusnya tak ada lagi orang tua yang memaksa anaknya yang masih TK bahkan balita untuk bisa cepat membaca atau fasih berbahasa bahkan mungkin berhitung. Karena tanpa dipaksapun, bila sudah saatnya kemampuan anak akan berkembang dengan sendirinya.
Kemudian di sekolah, perusakan potensi kecerdasan alami itu terjadi lewat kurikulum yang terlampau kaku, tidak fleksibel atau malah membebani. Situasi sekolah yang tidak menyenangkan, guru yang mengajar dengan cara yang membosankan juga ikut andil menyumbang terkuburnya potensi alami tersebut.
Bertolak dari kenyataan itulah perlu dikembangkan pendekatan pendidikan yang menjadi alternatif bagi sekolah pada umumnya. Sekolah alternatif ini haruslah dirancang atas pendekatan bahwa setiap anak itu mempunyai kecerdasannya sendiri. Lingkungan sekolah dirancang agar anak-anak tumbuh dengan kreatifitas mereka sendiri, tidak kehilangan kegembiraan masa kecil mereka, dan membuka ruang yang lebar untuk mengeksplorasi lingkungannya. Kecerdasan alami anak dirangsang lewat kegiatan sederhana seperti bercerita, permainan, kunjungan ke tempat tertentu, dan mengajukan pertanyaan kritis.

Multiple Intelligences
Pendekatan pendidikan terbaru dikembangkan atas keyakinan bahwa setiap anak mempunyai kecerdasannya sendiri dengan cara yang benar-benar berbeda dengan anak lain. Dalam penerapannya diupayakan menghindari membanding-bandingkan antara anak satu dengan anak lainnya. Kegiatan Belajar dan Mengajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan Multiple Intelligences, yaitu pendekatan bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia, yang dikembangkan oleh pakar neurosains Dr Howard Gardner (1983), bahwa manusia mempunyai delapan macam kecerdasan yaitu : kecerdasan linguistik, matematis-logis, visual-spasial, musik, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Dengan demikian, anak mempunyai peluang untuk dapat berkembang dan berprestasi di berbagai bidang, tidak hanya terbatas pada ilmu eksak semata.
Anak didik dipetakan menurut kedelapan kecerdasan ini dan mendidik mereka dengan cara berbeda sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak. Karena itu metode pengajaran yang diterapkan bisa sangat khas. Mengajarkan matematika misalnya, cara mengajar untuk anak dengan tipe kecerdasan linguistik (memahami sesuatu melalui uraian & penjelasan) berbeda dengan anak bertipe kecerdasan matematis-logis (memahami sesuatu melalui perumusan dan hitungan) dan berbeda pula untuk anak dengan tipe kecerdasan visual-spasial (memahami sesuatu melalui gambar & praktek langsung)
Pada umumnya para pengajar akan berkeberatan jika murid-murid mereka bergerak selama pelajaran berlangsung, di sisi lain anak dengan tipe kecerdasan kinestetik yang selalu bergerak, akan tersiksa jika mereka harus duduk diam selama pelajaran berlangsung, padahal anak dengan tipe ini akan sangat cepat menyerap pelajaran justru dengan membiarkannya bergerak. Pola inilah yang dikenal dengan mendidik sesuai kecerdasan anak. Para pendidik di sekolah seperti ini mempunyai keyakinan bahwa tiap anak mempunyai kecepatan dan waktu tersendiri dalam mempelajari atau menguasai sesuatu. Jadi tidak perlu memaksa anak yang belum bisa membaca untuk bisa membaca misalnya. Sebab jika tiba saatnya anak ini akan mampu membaca dengan sendirinya bahkan kemampuannya bisa melampaui anak yang mampu membaca di usia yang lebih dini. Sangat penting untuk disadari adalah menciptakan kondisi yang mampu membuka gerbang kecintaan anak-anak akan pembelajaran. Dengan cara itu diharapkan kita akan mewariskan generasi pembelajar yang mampu untuk belajar dan mengembangkan diri mereka sendiri sepanjang hidup mereka. Dan hal itu bisa dicapai dengan cara menghindarkan setiap kondisi yang membuat mereka justru berhenti atau bahkan membenci proses pembelajaran itu sendiri. Karena belajar itu yang terpenting adalah prosesnya, bukan hasil akademiknya.
Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini At Tadzkiroh Pondok Wage Indah II, telah dikembangkan pendekatan pendidikan melalui pengembangan potensi kecerdasan anak sejak dini. Dengan mengetahui atau mengenal kecerdasan setiap anak, akan memudahkan untuk menyalurkan potensi seorang anak dengan sebaik-baiknya, sehingga anak akan sangat senang dan berprestasi dalam bidang tertentu. Semakin sibuk anak dengan aktivitas-aktivitas yang mendorong potensi kecerdasannya, maka akan semakin meminimalisir ‘kenakalan anak.’ Dan tentunya semua akan dapat terwujud dengan adanya kesinambungan pembelajaran antara di sekolah dengan di rumah. Karena kedua-duanya memiliki tanggung jawab yang sama besar dalam menjaga agar potensi dasar anak bisa berkembang dan tetap dipertahankan hingga anak tumbuh dewasa.

MANFAAT BESAR SEBUAH DONGENG


MANFAAT BESAR SEBUAH DONGENG

     Di era globalisasi seperti sekarang ini, komunikasi antara anak dengan orang tua semakin dangkal. Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, anak-anak dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, musik, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk mereka. Bila sudah bosan dengan acara yang disajikan, anak-anak dapat pindah pada permainan lain seperti video game, playstation atau game-game online lainnya. Sehingga mendongeng, saat ini bukanlah suatu kegiatan yang populer lagi di mata anak-anak. Padahal apabila kita memahami betapa besarnya manfaat mendongeng, baik bagi si anak maupun bagi orang tua sendiri, mungkin kita sebagai orang tua tidak akan melewatkan begitu saja kegiatan ini. Pada anak usia dini / prasekolah, dongeng dapat membantu mengembangkan kosa kata mereka. Hanya saja cerita yang dipilihkan tentu harus yang sederhana dan kerap ditemui anak sehari-hari. Misalnya dongeng-dongeng tentang binatang. Melalui media penokohan binatang dalam cerita atau dalam dongeng, akan lebih mudah  dan lebih efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada mereka, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati, seperti nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, keberanian maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari, seperti pentingnya makan sayur, pentingnya menggosok gigi, pentingnya berdo’a sebelum tidur dan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai pesan moral dan teladan yang ingin disampaikan, karena dalam metode mendongeng melalui media binatang ini si pendongeng atau orang tua, tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak. Dengan demikian harapannya nilai dan pesan moral yang terselip di dalamnya dapat diterapkan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kegiatan mendongeng, ada beberapa aspek perkembangan anak yang dikembangkan, antara lain :
a)     Mengasah daya pikir dan imajinasi anak
b)     Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi anak
c)      Berlatih mendengarkan
d)     Menambah perbendaharaan kata
e)     Mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara anak
f)      Mengembangkan perasaan sosial dan daya sosialisasi anak
g)     Mengembangkan moral dan budi pekerti anak dengan mengenal nilai-nilai positif dan negatif
h)     Mengembangkan aspek kognitif, afektif dan konatif anak
i)       Mengembangkan emosi anak

      Disamping bermanfaat untuk mengembangkan beberapa aspek kecerdasan anak, mendongeng juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan moral secara sederhana, karena caranya yang menarik dan mudah dimengerti oleh anak, sehingga diharapkan memudahkan anak untukdapat memahami dan pada akhirnya tertarik untuk meneladani sikap-sikap positif dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita tersebut.

Jenis-jenis cerita yang dibawakan dalam dongeng bisa tentang Legenda (asal-usul tempat), Mite (kisah-kisah ghoib), Sage (sejarah), Parabel (unsur keagamaan), cerita Jenaka (lelucon), atau cerita Fabel (cerita binatang). Dalam topik ini kami mengangkat cerita tentang binatang (fabel), dengan harapan ingin menyampaikan pesan moral kepada anak agar :
a)     Anak dapat lebih mencintai makhluk hidup
b)     Membiasakan mengucap kata-kata “ma’af”, “terima kasih”
c)      Memiliki hati yang selalu bersyukur
d)     Senang memiliki teman dan sahabat yang baik
e)     Kesetiakawanan
f)      Sikap pemberani untuk membela yang lemah
g)     Suka menolong
h)     Membiasakan berdo’a


“ SI MOMON YANG PEMBERANI
DAN BAIK HATI”
Suatu hari, di sebuah hutan yang sudah mulai gersang, terdengar suara “zzzzzzz....... hhggg zzzzzzzzzz.....” Ternyata ada seekor harimau yang sedang tertidur lelap dan bermimpi... nyam... nyam... nyam....enaak.... Tiba-tiba ada suara ngung..... ngung.... ngung..... Seekor lebah, sedang terbang kesana kemari mencari bunga yang sedang mekar untuk dihisap madunya. Kemudian hap...!! dia hinggap di suatu tempat dan mulai pasang kuda-kuda untuk menghisap sang madu. Tapi tiba-tiba.... “haaauww.....hhuawww... siapa yang telah berani menganggu tidur dan mimpi siangku... hhuaawww...” Terkejut tidak kepalang si Bee... ternyata yang dihinggapinya bukan sekuntum bunga, tapi hidung si Hori sang harimau penguasa hutan, yang penuh dengan kumis hitamnya. Menyadari hal itu langsung saja si Bee terbang tinggi menjauh dari Hori. Sambil terbata-bata dia berkata “ Aaa..aampun Tuan Hori yang gagah perkasa. Aa.. aa..aku tidak tahu, kalau tadi aku hinggap di hidungmu. Aku pikir tadi bunga yang indah. Sekali lagi maaf ya Tuan Hori..." Bee sangat ketakutan melihat Hori marah. Kemudian dia cepat-cepat terbang jauh meninggalkan Hori sang harimau.
“Hhuaww... berani-beraninya kamu mengganggu istirahatku. Kalau aku bisa terbang, pasti ku kejar kamu. Hemm..” Tiba-tiba terdengar lagi suara “kruwwkk... kruwwk” aduh.... perutku laper sekali.... mana tidak ada makanan lagi. Semua binatang-binatang di hutan ini sudah banyak yang mati, karena hutan mulai gersang. Herrr.... Kemana aku harus mencari makan siangku ya... Hemm... coba aku ke pinggir hutan, barangkali ada santapan lezat di sana... herr..... Si Hori pun bangkit dari tidurnya, dan berjalan menuju ke pinggir hutan.
Sementara itu, dipinggir hutan, ada seekor Sapi Moumouw yang sedang menikmati makan rumput hijau dan subur. “Nyam... nyam.. nyam... Alhamdulillah.... enak sekali ternyata rumput di sini. Semuanya segar-segar dan manis sekali rasanya. Aku makan yang banyak ahh... biar air susuku bertambah banyak. Kalau aku banyak makan sayuran, pasti tubuhku akan bertambah sehat, dan air susuku akan semakin manis & segar rasanya. Pasti teman-teman tambah suka nanti. Nyam.. nyam.. nyam...” Dengan tenang dan nikmatnya, Si Moumouw menggigit dan mengunyah rumput-rumput hijau kesukaannya. Ia tidak sadar kalau ada yang sedang mengintai di balik semak-semak. Akhirnya, karena sudah kenyang Si Moumouw pun berniat mau pulang. Dia juga ingat pesan mamanya kalau main tidak boleh jauh-jauh. Dan kalau sudah siang harus pulang, bobok siang, biar badannya tetap sehat. 
Tapi begitu Moumouw akan beranjak dari tempat berdirinya, tiba-tiba... “ Hhauww.....   mau kemana kamu Moumouw.... Ha ha ha.... kamu tidak boleh pergi kemana-mana, karena kamu adalah santapan makan siangku hari ini... hwa ha ha.....” Si Hori tiba-tiba keluar dari semak-semak, menghadang Moumouw supaya tidak bisa pergi dari tempat itu. Kaget bukan kepalang si Moumouw. Takut, takut dan takut sekali rasanya dia... “Aaa...aa..... ampun Tuan Hori.... ijinkan aku pulang. Aku harus pulang, nanti mamaku bingung cari aku, kasihan kalau mamaku bingung. Tolong ya Tuan Hori....” kata Si Moumouw memohon belas kasihan kepada Si Hori. Akan tetapi apa jawaban sang harimau. “Heerrrr.... tidak boleh.... kamu tidak boleh pergi dari sini.... hwa hwa hwaa.....” Moumouww pun semakin ketakutan. Rasanya hampir tidak kuat ia menyangga tubuhnya yang bongsor itu. Air matanyapun menetes. Dia menyesal, mengapa tadi tidak menghiraukan apa yang dikatakan ibunya. “Moumouw anakku, kamu boleh mainan dan pergi main. Tapi inget, tidak pakai jauh-jauh ya, apalagi sampai di pinggir hutan.... bahaya... banyak binatang buas di sana”. “Baik Bu” jawab Si Moumouw waktu itu. Tapi sekarang semuanya sudah terlambat, dia hanya pasrah dan berdo’a kepada Allah, semoga akan ada keajaiban yang akan Allah berikan.
Sementara itu, jauh di atas pohon rambutan yang tidak jauh dari tempat itu, ada seekor monyet yang menyaksikan peristiwa itu. Dia merasa kasihan melihat Moumouw sahabatnya terancam bahaya. Tiba-tiba dia inget sesuatu...  dan.. wwiiing.... melesatlah dia dengan lincah, sambil bergelantungan di pohon. “Uu’ AA’, II’ UU’, UU’...”
Dan si Moumouw akhirnya pasrah... Sambil terus meneteskan air mata, dia selalu menggumam “Ma... maafkan Moumouw ya Ma.... huu... hu... '. Ditengah-tengah Moumouw menangis, berkatalah Si Hori “Sudah puas kamu menangis Moumouw. Hwa ha ha... sebentar lagi kamu akan mengisi perutku yang keroncongan ini. Dan aku akan tidur panjaang... karena perutku sudah kenyang. Hwa... ha... ha..”
Tiba-tiba... Dooor...... “Hai suara apa itu..” tanya  Si Hori terkejut. “Uu’ Aa’ uu’ aa’, "Hori ... ayo cepat lari... ada pemburu di dekat sini. Cepat, kalau kamu mau selamat, harus segera masuk ke dalam hutan sekarang juga... ayo... uu’..  aa’... uu’.... ii’.... “Hai Momon, apa maksudmu. Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba kamu menyuruhku masuk hutan. Herr.... “ . “Maaf Hori... aku cuman mengingatkan kamu aja, kalau ada pemburu yang sedang menuju kemari. Mereka mencari Harimau seperti kamu. Kalau tidak percaya, coba kamu naik ke atas pohon sini. Kamu akan melihat pemburu-pemburu itu dari sini. UU’’ aa’ uu’ ii’” “Hah... yang benar saja !! Herr...” “Uu’ Aa’ Uu’Aa’...” Tiba-tiba bunyi lagi untuk yang kedua kalinya “ Doorr...” “ Tuh kan Hori, apa aku bilang... ayo buruan, tunggu apa lagi”. Kali ini Hori sang Harimau perkasa tidak pakai pikir panjang, dia langsung melompat dan lari terbirit-birit meninggalkan Moumouw, calon santapan makan siangnya, masuk ke dalam hutan untuk bersembunyi.
Lega... rasanya Si Moumouw. Dia telah terhindar dari bahaya. “Mooo.... Moo.. Momon... terimakasih ya. Kamu telah menolong aku. Entah bagaimana nasibku kalau kamu tidak segera datang tadi. Oh ya.. ngomong-ngomong di mana pemburunya..?” “Uu’ Aa’ Uu’, tidak ada Moumouw” “Lho.. itu tadi, suara tembakan, suara apa ?” Si Momon tersenyum “uu aa’ uu’ aa’, itu tadi suara balon yang aku tusuk. Mirip ya... suaranya” Moumouw si sapi kebingungan, dia tidak mengerti apa maksud Momon. Melihat temannya bingung Momon pun langsung menjelaskan. “Begini Moumouw temanku, tadi waktu aku melihat kamu akan dimangsa oleh Si Hori, aku berpikir keras, bagaimana ya caranya agar Harimau buas itu tidak jadi memangsa kamu. Kemudian aku inget, tadi waktu perjalanan mau ke sini aku melihat ada balon yang nyangkut di pohon. Trus aku ambil, aku pakai buat nakut-nakuti si Hori, supaya tidak jadi memangsa kamu. Dan Alhamdulillah... ternyata Allah menyayangi kita, usaha itu berhasil. Kamu selamat dari bahaya Si Hori”. “Waah... hebat sekali kamu Momon, kamu memang cerdas, pemberani lagi. Terimakasih banyak ya telah menolong aku”. “Sama-sama. Eh... aku harus pulang... hari sudah siang.. aku harus bobok dulu”. “Iya... aku juga mau pulang, kasihan mamaku pasti khawatir menunggu aku. Sekali lagi terima kasih ya telah menolong... Semoga Allah membalas semua kebaikanmu hari ini.” “Aamiin...Aah... sudahlah Moumouw, kita kan bersahabat, jadi harus saling tolong menolong. Aku pluang dulu ya... Hati-hati di jalan.. Assalamu’alaikum...” “Wa’alaikum salam warohmah.... sampai ketemu lagi ya....Da da.....”
Akhirnya Si Moumouw dan Si Momon pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Sepanjang jalan tiak henti-hentiya Moumouw mengucap syukur kepada Allah, atas perlindungan yang telah diberikan kepadanya.... Alhamdulillah... Alhamdulillah.... Alhamdulillah... Sejak saat itu, Si Moumouw tidak berani lagi melanggar nasehat ibunya. Dia takut terjadi musibah seperti apa yang telah dialaminya...

Lagu Pengantar Tidur, di akhir cerita :
Sapi is Cow, Sapi is Cow,
Monyet Monkey, Monyet Monkey,
Harimau is Tiger, Harimau is Tiger
Lebah Bee, Lebah Bee................

Hem.. hem.. hem.. hem, hem hem hem hem......
Hem hem hem...Hem hem hem,
Hem hem hem hem hem hem, hem hem hem hem hem hem,
Hem hem hem, hem hem hem.............

MEMBUAT APE SENDIRI


Membuat Alat Permainan Edukatif sendiri
“ MANCING MANIA.... MANTAAPP..."
Bagi anak bermain adalah bagian dari seluruh aktifitas kehidupannya. Seperti halnya makanan, kasih sayang, perhatian maupun hal penting lainnya, bermain juga merupakan sebuah kebutuhan, bukan sekedar pengisi waktu atau melakukan sesuatu yang tidak berguna. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreatifitas maupun sosialnya. Anak tidak sekedar melompat, melempar atau berlari saja, tetapi lebih dari itu. Melalui bermain mereka menggunakan seluruh emosinya yang melibatkan perasaan dan pikirannya. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain, akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain. Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita, sebagai orang tua maupun pendidik, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak untuk mengisi sebagian kehidupannya dengan belajar segala hal melalui bermain dan menyediakan sarana bermain dengan alat permainan yang edukatif, agar perkembangan mereka dapat lebih optimal sesuai dengan usia dan masa perkembangannya.
     Alat permainan edukatif  “Mancing Mania... Mantaapp...” ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan kepada anak tentang salah satu jenis binatang yang hidup di air. Dan dalam permainannya dapat diselipkan cerita tentang cara bergeraknya, cara bernafasnya dan cara berkembangbiaknya. Sehingga anak akan dapat memahami dan mengerti tentang kehidupan binatang air secara alami, karena mereka melakukannya dengan tanpa tekanan / tanpa paksaan.
Manfaat yang diperoleh dari Alat Permainan Edukatif “Mancing Mania... Mantaapp...” ini adalah :
a.  Melatih motorik halus. Dengan menebalkan, memberi warna dan menggunting gambar ikan, memberi manfaat pada pelatihan jari jemari tangan anak, agar tidak kaku dan menjadi lebih lentur.
b.   Menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan diberi kesempatan untuk menentukan pola dan warna yang mereka inginkan, akan memupuk rasa kepercayaan dirinya, bahwa mereka mampu dan bisa melakukan sendiri dengan baik.

d.   Melatih daya kreasi dan seni anak. Dengan mewarna dan menciptakan pola-pola tertentu sesuai daya imajinasi anak, akan memberi kesempatan pada berkembangnya daya kreasi dan seni anak.
e.   Menumbuhkan pengembangan sosial emosional. Dengan bermain bersama akan melibatkan kemampuan sosial dan emosi anak, sehingga anak akan belajar bagaimana untuk dapat diterima oleh teman-temannya dan dapat bermain bersama dengan menyenangkan.
f.    Mengasah penguasaan kognitif bahasa. Dengan pengenalan bentuk, berbagai macam warna, dan berbagai bahan serta fungsi masing-masing bahan permainan, akan menambah perbendaharaan bahasa anak, kemudian dengan bermain bersama anak akan belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikirannya.
g.   Melatih konsentrasi dan daya imajinasi anak. Dengan menebalkan dan menggunting akan melatih konsentrasi anak untuk memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan serta menumbuhkan daya imajinasinya.

ASPEK yang dapat dikembangkan dalam permainan ini adalah :
a)    Motorik halus
b)   Kognitif
c)    Kreasi & Seni
d)    Sosial Emosional
e)    Bahasa

CARA PEMBUATAN APE "MANCING MANIA... MANTAAPP...."

I.     BAHAN
Bahan yang digunakan adalah:
a)     Kertas HVS                                                 d).  Magnet
b)     Lidi / potongan buluh                                    e).  Streples No. 3
c)      Benang bol / senar                                       f).  Isolasi bening

II.   ALAT
Alat yang dipakai adalah :
a)     Pensil                                                         c).  Gunting
b)     Crayon / pensil warna                                   d).  Ember / bak air            


III. CARA PEMBUATAN
Tugas Bunda :
a)     Kertas HVS di bagi 2 bagian (1 lembar HVS untuk 2 anak).
b)     Buat pola ikan dengan garis putus-putus untuk ditebali anak-anak, sebanyak 8 (delapan) pola.
c)   Potong lidi dan benang / senar secukupnya, disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.
d)     Setelah pola ikan di tebalkan dan diwarnai, untuk tetap menjaga agar ikan tidak basah saat dimasukkan dalam air, maka pola yang sudah di buat dilaminating terlebih dahulu.
e)     Menjepret dengan streples ujung gambar ikan (bagian mulutnya) yang sudah jadi.
f)      Menyiapkan ember besar untuk diisi air.
Tugas Anak :
Pertemuan I :    a). Menebalkan garis putus-putus sesuai pola ikan.
b). Mewarnai atau memberi pola pada ikan sesuai keinginan.
Pertemuan II :   a).  Menggunting gambar ikan yang sudah jadi / sudah dilaminating.
b).  Memasang benang / senar di salah satu ujung lidi / potongan buluh.
c).  Memasang magnet di ujung benang yang lain.
d).  Memancing bersama.

Lagu pengiring adalah  “ LIHAT IKANKU”
Lirik :    Lihat-lihat itu ikanku, lari-lari tak jemu-jemu
Kuning merah warnanya indah, itu ikanku dari ayah